KUKAR Episode 4 - "Berburu" Pesut Mahakam yang langka
Nah, hari ini kita lanjutin perjalanan untuk explore sungainya nih. Sungai mahakam merupakan nama sebuah sungai terbesar di provinsi Kalimantan Timur yang bermuara di Selat Makassar. Sungai dengan panjang sekitar 920 km ini melintasi wilayah Kabupaten Kutai Barat di bagian hulu, hingga Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Samarinda di bagian hilir. Di sungai hidup spesies mamalia ikan air tawar yang terancam punah, yakni Pesut Mahakam.
SUSUR SUNGAI PESUT MAHAKAM.
Untuk dapat melihat Pesut ini kita bisa ikutan program susur sungai dengan menggunakan kapal motor kayu yang dapat diisi oleh 8 hingga 10 orang. Di perahu ini juga disediakan bantal loh untuk tidur. Maklum lah perjalanan yang di tempuh menyusuri sungai ini bisa 8 jam. Jadi, jangan lupa bawa perbekalan cemilan dan air minum ya. oiya, disarankan juga untuk kalian membawa sun screen agar tidak perih nantinya dikulit akibat paparan sinar matahari. Untuk menemukan keberadaan pesut memang gampang-gampang susah. Kami harus fokus dan teliti melihat ke arah sungai yang sangat luas itu. Tapi kesabaran kami masih besar sampai saat ini.
SUSUR SUNGAI PESUT MAHAKAM.
Untuk dapat melihat Pesut ini kita bisa ikutan program susur sungai dengan menggunakan kapal motor kayu yang dapat diisi oleh 8 hingga 10 orang. Di perahu ini juga disediakan bantal loh untuk tidur. Maklum lah perjalanan yang di tempuh menyusuri sungai ini bisa 8 jam. Jadi, jangan lupa bawa perbekalan cemilan dan air minum ya. oiya, disarankan juga untuk kalian membawa sun screen agar tidak perih nantinya dikulit akibat paparan sinar matahari. Untuk menemukan keberadaan pesut memang gampang-gampang susah. Kami harus fokus dan teliti melihat ke arah sungai yang sangat luas itu. Tapi kesabaran kami masih besar sampai saat ini.
Diperjalanan gue mulai berfikiran untuk mencoba mencari Pesut menggunakan Drone Mavic Pro yang gue bawa. Ya siapa tau gelombang frekuensi yang dihasilkan dari Drone bisa menarik perhatian si Pesut. Tapi usaha tersebut nampaknya kurang berhasil, si Pesut hanya muncul sebentar dan lalu menghilang kembali di dalam aliran sungai mahakam yang gelap. Gue pun nggak mau rugi, Drone di arahkan menuju sebuah jembatan yang bewarna kuning namun belum selesai dikerjakan. Kami pun masih bingung dengan nama yang akan disematkan pada jembatan ini. Jembatan yang berada di daerah kotabangun ini sudah lama proses pengerjaanya, tetapi belum jua selesai sampai gue berkunjung kesana. Hmm,,,mungkin terkendala masalah anggaran atau hal lainya. Ya,,,semoga bisa dapat segera terselesaikan sehingga dapat berguna untuk masyarakat.
Kami juga diajak masuk ke daerah perkampungan yang berada di atas sungai. Masyarakat disana hidup diatas jembatan kayu serta hidup dari air sungai disana. Air tawar serta ikan menjadi sumber kehidupan utama mereka. Masjid, Sekolah dan lapangan futsal juga tersedia disana loh. Amazing. Tapi yang mesti kalian tahu adalah Masyarakat di sekitar danau mayoritas suku Banjar. Mereka berbicara dengan logat serta bahasa Banjar, walaupun mereka telah lahir disini. Selain bahasa, sejumlah tradisi dan makanan suku Banjar dapat dijumpai disinin. Nenek moyang mereka berasal dari Kalimantan Selatan. Menurut Kepala Desa Melintang, Kec. Muara Wis, Darmansyah, sebagian besar warga yang datang ke Desa Melintang adalah warga yang diincar penjajah Belanda untuk diculik dan dibunuh. Mereka dikejar-kejar dan memilih menghilang dari tengah keluarga untuk mencari penghidupan di tempat lain. Mereka sengaja tak memberi kabar kepada keluarga lantaran khawatir jika ada tekanan dari Belanda. Mereka berniat kembali lagi ke Banjar tetapi karena sudah lama bermukim ditambah jarak yang jauh, mereka tidak bisa kembali. Melihat dari logat bahasa, sebagian besar warga disini berasal dari Amuntai dan Negara (derah di Kalsel). Logat dan tata bahasa yang mereka gunakan datang secara turun-temurun.
Untuk dapat melakukan kegiatan ekonominya, masyarakat desa melintang membuat ikan asin untuk nantinya dijual ke daratan. Ikan yang diperoleh dari sungai tempat mereka berdiri diolah dan dijemur diatas papan yang terpapar oleh sinar matahari yang sangat terik. Matahari seperti ini yang bagus untuk proses pengeringan. Kita juga bisa membeli langsung disana loh. Mereka dengan senang hati akan membungkusnya dengan kardus hingga siap dibawa ke jakarta sebagai oleh-oleh.
Bergeser sedikit dari kampung penghasil ikan asin tadi, gue agak kaget dan terengang juga nih dengan keberadaan kandang kerbau yang berada diatas sungai. Agak aneh nggak sih? ya tapi begitulah faktanya. Mereka memelihara kerbau-kerbaunya disini tepatnya di Kalang Kerbau Lebak Singkil Desa Melintang, Kecamatan Muara Wis, Kutai Kartanegara. Pertanyaan selanjutnya muncul dibenak saya, Mereka cari rumput untuk pakan ternaknya dimana? Dan pasti modal untuk mencarinya jadi mahal karena harus menggunakan kapal motor. Tapi yasudahlah ya, itu pasti sudah mereka fikirkan faedah nya saat memulai mendirikan kandang disana. Salah satunya ya sejarah mereka itu sendiri, yang dulunya melarikan diri akibat dikejar oleh Belanda hingga sampai di tengah sungai yang luas seperti itu
Hari semakin siang dan panas, perut gue udah mulai enggak bersahabat nih. Kita pun akhirnya menuju Desa Muara Muntai Ulu untuk makan siang di warung yang ada disana.
Hari semakin siang dan panas, perut gue udah mulai enggak bersahabat nih. Kita pun akhirnya menuju Desa Muara Muntai Ulu untuk makan siang di warung yang ada disana.
Desa Muara Muntai Ulu ini menarik banget deh. Kalau dilihat dari atas, jalanan yang ada di desa ini berada diatas papan kayu ulin yang disusun rapi seperti jembatan. Manusia dan motor pun berlalu lalang melewati jembatan ini setiap saat, ya karena memang akses darat satu-satunya yang ada disana. Jembatan ini pun sangat panjang hingga menghubungkan beberapa desa yang ada. Keren!. Suara unik yang dikeluarkan dari kayu tersebut ketika dilindas ban motor juga memberikan sensasi tersendiri bagi saya saat berada disana. Setelah perut kenyang kami melanjutkan perjalanan mencari Pesut
Diperjalanan pulang, kami dikejutkan dengan kemunculan pesut yang terlihat diantara kapal motor kami. Perasaan gue saat itu adalah "Gila,,,Keren abis!" ya,,,begitulah karena gue sendiri baru pertama kali melihat pesut sungai secara langsung di alam bebas. Sunggu beruntung bagi kita karena setelah menunggu cukup lama akhirnya si Pesut menampakkan wujudnya. Dan yang paling kerenya lagi adalah mereka muncul enggak cuma satu, tapi 5 pesut. Alahmdulillah ya,,,sesuatu. Mau lihat gimana videonya? mampir di Youtube gue aja ya... terima kasih